Senin, 16 Juni 2008

ISTIKHARAH dan MUSYAWARAH

Orang dengan pikiran berliku – liku tak pernah sungguh – sungguh mengenali lawannya. Ia seperti pemburu yang mengejar rusa tanpa melihat gunung – gunung di sekelilingnya.

Eiji Yoshikawa.

Mengambil keputusan dengan ISTIKHARAH dan MUSYAWARAH

Untuk mengambil keputusan penting (kerjaan, jodoh, sekolah) sebaiknya kita harus memadukan istikharah dengan musyawarah, sebab adakalanya istikharah kita kurang sempurna dan lagi akal kita pun begitu. Pendapat sendiri bisa keliru dan pikiran pribadi bisa tersesat.

“Orang berakal sebaiknya menyerap pendapat orang – orang yang berilmu dan menggabungkan akalnya dengan akal orang – orang yang bijaksana”


“Muslim yang paling berbahagia ialah apabila dia senantiasa melakukan istikharah kepada Rabbnya (Allah SWT) dalam urusan apapun juga, dan bermusyawarah dengan orang – orang yang bijaksana. Maka menggabungkan istikharah dengan musyawarah ini merupakan kesempurnaan hikmah, pemahaman, dan keselamatan”


Akh/ukh, sebaiknya kita ga usah membuat susah diri sendiri. Jangan sampai kita “gengsi” meminta pendapat orang lain lantaran malu dan menyangka hal ini bakal merendahkan derajat kita……karena yang irf pahami, meminta pandangan orang lain itu tidak akan merendahkan diri kita, malah sebaliknya. Juga dalam kita ber-istikharah juga jangan sampai kita “mendikte” Allah bahwa pekerjaan itu yang pasti kita dapatkan, dia yang bakal jadi jodohmu, atau hal yang kita mau harus jadi/terkabulkan…Kita jangan lupa bahwa yang kita minta adalah “yang terbaik” bagi dunia dan akhirat kita...


216. “… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.”

(QS: Al Baqarah : 216)


Dengan siapa kita bermusyawarah????

Akh/ukh, Tentunya Tidak dengan sembarang orang ….

Irf saranin dengan orang – orang ini :

1. Orang – orang yang paling mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya atau yang paling dekat dengan kita (Ex : murabbi, keluarga, sahabat, dll)

2. Orang – orang yg punya kriteria :

a. suka memberi nasehat,

b. penyayang,

c. berpengalaman (wawasan luas),

d. agama dan ilmunya dapat dipercaya.

Oke, sesudah akh/ukh melakukan dua – duanya setidaknya keputusan bisa diambil,,,nah nah bagaimana biar lebih mantap lagi atau malah belum bisa mengambil keputusan???


“Hendaknya dia beristikharah lagi sampai terlihat jelas kebaikan baginya”


Kebaikan apa maksudnya nih?? “kebaikan” ini yaitu yang orientasinya kebaikan dunia – akhirat. Kita bisa gunakan petunjuk dari Al-Quran&Hadist (wajib nih!!?) dan ilmu – ilmu “kemanusiaan” seperti ilmu akhlak, mu’amalah, biologi, kedokteran (genetik, psikologi, psikiatri), dllllll….


Sesudah ada keputusan maka hal yang selanjutnya adalah:::

159. “….. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”


160. “Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.

(QS: Ali – Imran : 159 – 160)

Dr_nafri … Dari berbagai sumber…

Tidak ada komentar: